1. Kesederhanaan dalam
marah.
2. Kesederhanaan dalam
syahwat.
3. Kesederhanaan dalam
ilmu.
Itu bererti bahawa
diperlukan sikap bersahaja agar kekuatan syahwat tidak semakin bertambah yang
akan mendorongnya ke kedudukan hina dan dia hancur dengan sendirinya. Atau,
agar kekuatan marah tidak semakin bertambah yang akan mendorongnya ke tahap tanpa
dikawal dan akhirnya dia hancur.
Rasulullah S.A.W.
sendiri pernah bersabda :
"Sebaik-baik
urusan adalah pertengahan."
Jika dua kekuatan itu
dalam keadaan sederhana dan dikendalikan oleh kekuatan ilmu, maka dia akan
diarahkan ke jalan hidayah. Begitu pula halnya dengan emosi, apabila dibiarkan
secara berlebihan tanpa dikendali, pelakunya akan mudah memukul, bahkan sampai
membunuh. Namun ketika kekuatan marah ini terlalu lemah, maka akan hilang
ghairah dan semangatnya dalam beragama dan menjalani hidup di dunia. Sedangkan,
ketika marah itu dalam kesederhanaannya, maka yang akan muncul adalah
kesabaran, keberanian dan himah.
Demikian pula halnya
dengan kekuatan syahwat. Jika kekuatan itu melebihi batas kewajarannya maka
yang akan muncul adalah kefasiqan dan kekejian. Namun jika kekuatan itu tidak
berdaya, maka yang akan muncul adalah sikap lemah. Sedangkan ketika kekuatan itu
berada dalam kesederhanaannya maka yang akan lahir adalah kehormatan diri dan
kepuasan.
Dalam sebuah hadis
disebut : "Berpeganglah kalian pada sikap pertengahan (dalam segala
sesuatu)."
Allah S.W.T. berfirman
:
Dan demikian (pula)
Kami telah menjadikan kalian (wahai uamt Muhammadt) umat yang pertengahan...
(Al-Baqarah : 143)
(Sumber :
http://jawi.gov.my/my/arkib-berita-2/arkibtazkirah/1756-sikap-pertengahan-membawa-keselamatan-dari-kebinasaan)
No comments:
Post a Comment